Inforakyat, Tanjungpinang- Jumlah peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan di Provinsi Kepulauan Riau bertambah dari 600 menjadi 1000 peserta. Jumlah tersebut bertambah akibat banyaknya perguruan tinggi lain yang tertarik mengikutinya.
“Jumlah peserta bertambah dari sekitar 600 orang menjadi lebih dari 1000 orang,” kata Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Prof Syafsir Akhlus, Senin (25/7).
Ia mengatakan, panitia pelaksana KKN Kebangsaan terpaksa mengevaluasi dan memperbaiki skenario pemberangkatan, monitoring dan evaluasi serta penarikan mahasiswa dari lokasi, karena jumlah peserta bertambah. “Hari ini mereka didampingi dosen pembimbing lapangan turun ke lokasi KKN,” ujarnya.
UMRAH menjadi tuan rumah KKN Kebangsaan 2016. Pihak UMRAH sudah membatasi jumlah peserta KKN Kebangsaan, namun tetap saja sejumlah perguruan tinggi mengirim mahasiswanya untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Panitia menempatkan seluruh peserta di salah satu hotel di Tanjungpinang. Selama beberapa hari mereka mendapat pembekalan. “Kami berharap kegiatan ini terkoordinasi dengan baik, dan terlaksana secara maksimal,” ungkap Akhlus.
Menurutnya proses pembekalan, pemberangkatan, monitoring, evaluasi dan penarikan semuanya sudah terjadwal, dan sudah dievaluasi untuk beberapa skenario. Evaluasi, pengawasan dan koordinasi dengan institusi lainnya yang terlibat dalam KKN Kebangsaan ini akan dilakukan secara maksimal
“Yang menjadi kendala adalah lemahnya monitoring panitia atas jumlah peserta. Saat ini jumlah peserta melebihi jumlah yang direncanakan, akibatnya panitia harus mengevaluasi beberapa parameter kegiatan,” ujarnya.
KKN Kebangsaan 2016 batal berpusat di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, karena terkendala permasalahan teknis. KKN Kebangsaan berpusat di Bintan. Lokasi KKN berada di Bintan, Lingga, Karimun dan Batam.
KKN Kebangsaan kali ini berbeda, karena gabungan mahasiswa dari berbagai kampus se-nusantara. “Ini pertama yang diikuti oleh perwakilan dari seluruh Indonesia,” tambah Akhlus.
KKN Kebangsaan ini akan disejalankan dengan Gerakan Reformasi Mental. Dua kegiatan yang disinergikan ini diyakini mampu membawa dampak positif bagi para generasi penerus bangsa.