Inforakyat, Tanjungpinang- Wakil Ketua I DPRD Kota Tanjungpinang Ade Angga mengatakan sebagai ibukota Kepulauan Riau, Tanjungpinang harus memiliki identitas sebuah kota yang layak ditonjolkan bagi daerah-daerah lain yakni Kota Pendidikan. Pasalnya, pengembangan sektor perindustrian atau perdagangan yang selama ini difokuskan tidak berkembang,sebab permasalahan ketersediaan air dan listrik selalu menjadi masalah.
“Pengembangan sektor pendidikan lebih menarik, dan memungkinkan berkembang pesat, dari pada berupaya mengembangkan sektor industri dan perdagangan yang terhambat listrik dan air,” kata Ade saat menjadi narasumber dalam acara Ngobrol Pagi (Ngopi) bareng Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Batam di Tanjungpinang, Kamis (11/8).
Menurut Ade, permasalahan listrik dan air yang sudah bertahun-tahun terjadi, menjadi penghambat dalam mengembangkan sektor perindustrian dan perdagangan.
“Sektor industri dan perdagangan ini tidak dapat dipaksa untuk dikembangkan di Tanjungpinang, kecuali daya listrik dan kapasitas air memadai. Maka sektor pendidikan ini layak dan cocok dikembangkan di Tanjungpinang dan bahkan bisa digiring menjadi sebuah identitas kota,” terangnya.
Dikatakannya kembali, pengembangan sektor pendidikan secara terarah seharusnya menjadi pilihan yang akan mendorong Tanjungpinang semakin maju. Salah satu faktor pendukungnya yakni pelajar dan mahasiswa cukup konsumtif sehingga usaha kecil menengah dapat berkembang pesat.
“Di daerah lain, yang fokus mengembangkan sektor pendidikan, tampak lebih maju. Ini mungkin perlu ditiru pemerintah daerah untuk kemajuan Tanjungpinang,” ujarnya.
Ade mengatakan Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah harus merevisi visi dan misinya bila pada Pilkada 2019 terpilih kembali menjadi kepala daerah.
“Visi misi kepala daerah dan wakil kepala daerah masih terdapat pengembangan industri dan perdagangan,” katanya.
Ditempat yang sama, Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah terlihat tidak merespons usulan Ade Angga tersebut. Menurutnya di Tanjungpinang juga sudah berkembang sektor pendidikan.
Dia mengakui investasi di bidang industri belum berkembang, karena permasalahan listrik. “Sebanyak 11 investor yang ingin membuka usaha di Tanjungpinang, batal menanamkan modalnya, karena terkendala listrik. Salah satunya, perusahaan plastik dan galangan kapal. Perusahaan ini tidak jadi menanamkan modalnya karena terhambat daya listrik,” ungkapnya.