Inforakyat, Tanjungpinang, Pariwisata, Jumat (24/11)- Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyimpan beragam wisata religi yang cocok untuk dikunjungi wisatawan. Salah satu Wisata religi yang ada di Kepri ada di Kota Tanjungpinang. Kota ini terkenal menyimpan banyak jejak sejarah Kerajaan dan Kesultanan Melayu yang masih terjaga hingga saat ini.
Salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi pecinta wisata religi adalah Pulau Penyengat.
Pulau Penyengat dengan luas sekitar 2×1 kilometer, terletak di depan Kota Tanjungpinang. Pulau kecil ini memiliki banyak peninggalan bersejarah yang terkait dengan Kerajaan Riau-Johor-Pahang-Lingga.
Ketika mengunjungi Pulau Penyengat di Kota Tanjungpinang, wisatawan akan menemukan beberapa destinasi wisata religi yang menarik, diantaranya.
Masjid Raya Sultan Riau
Salah satu tempat yang tak boleh dilewatkan di Pulau Penyengat adalah Masjid Raya Sultan Riau. Masjid ini didirikan pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman. Bangunan utama masjid memiliki ukuran 18×20 meter dengan empat tiang beton yang menopangnya. Di keempat sudut bangunan terdapat menara yang digunakan untuk mengumandangkan adzan.
Masjid Raya Sultan Riau memiliki warna kuning dengan 13 kubah berbentuk seperti bawang, dan seluruhnya terdapat 17 menara dan kubah yang melambangkan jumlah rakaat sholat fardhu lima waktu. Masjid Sultan Riau masih berdiri kokoh hingga saat ini dan menjadi landmark yang megah di Pulau Penyengat.
Di dalam Masjid Raya Sultan Riau, terdapat Al-Qur’an dengan tulisan tangan yang dipajang di tengah masjid. Di sebelah kiri dan kanan halaman depan masjid, terdapat rumah sotoh yang dahulunya digunakan sebagai tempat belajar ilmu agama. Di luar masjid, terdapat balai atau pendopo tempat pengunjung dapat beristirahat.
Menurut sejarawan Kepulauan Riau (Kepri), Aswandi Syahri, Masjid Raya Sultan Riau Penyengat adalah masjid tertua di Kepri yang dibangun pada tahun 1832 oleh Raja Abdurrahman. Namun, sebelumnya pada tahun 1803, saat pulau Penyengat dibuka untuk Engku Puteri Raja Hamidah, sudah ada bangunan masjid yang terbuat dari kayu.
“Masjid Pulau Penyengat adalah masjid tertua di Kepri yang hingga kini masih dapat kita lihat fisiknya,” ucapnya.
Ada Makam Engku Puteri Raja Hamidah
Kunjungan ke Pulau Penyengat akan kurang lengkap tanpa berziarah ke komplek makam Engku Puteri Raja Hamidah. Raja Hamidah adalah Permaisuri Sultan Mahmud Riayat Syah, Sultan Riau, Lingga, Johor, dan Pahang yang memerintah antara tahun 1784-1806.
Pulau Penyengat diberikan kepada Raja Hamidah oleh Sultan Mahmud Riayat Syah sebagai hadiah pernikahan. Sejak saat itu, Raja Hamidah bergelar Engku Puteri.
Engku Puteri juga dikenal sebagai tokoh budaya dan pemikir terkemuka di kalangan perempuan Melayu pada masanya. Dia mewariskan pemikiran-pemikiran besar dan kreatif yang masih relevan hingga saat ini.
Selain itu, Engku Puteri juga memiliki peran penting dalam adat istiadat dan sebagai pemegang Regalia (alat-alat kebesaran kerajaan) dalam kerajaan Riau, Lingga, Johor, dan Pahang.
Di komplek makam ini, kamu juga akan menemukan makam Pahlawan Nasional, Raja Ali Haji. Beliau adalah anak dari Raja Ahmad Bin Raja Haji Fisabilillah dan isterinya Encik Hamidah Binti Panglima Malik Selangor.
Raja Ali Haji merupakan penulis berbagai karya penting seperti Tuhfat Al-Nafis, silsilah Melayu dan Bugis, Gurindam XII, Syair Abdul Muluk, kitab pengetahuan bahasa, Tsamaratul Muhimmah, dan banyak lagi. Kontribusinya dalam bidang sejarah, sastra, dan agama Islam membuatnya diakui sebagai tokoh yang berpengaruh.
Pemerintah Republik Indonesia juga memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Raja Ali Haji pada tanggal 10 November 2004.
Makan Pahlawan Nasional Raja Haji Fisabilillah Yang Dipertuan Muda IV (1777-1784)
Raja Ali Haji Fisabilillah lahir di Hulu Sungai Riau (kota lama) pada tahun 1717. Ia adalah putra Daeng Celak, Yang Dipertuan Muda II, dengan Tengku Mandak.
Setelah Ayahandanya wafat, Raja Haji diangkat sebagai Engku Kelana, yaitu calon Yang Dipertuan Muda. Sementara itu, jabatan Yang Dipertuan Muda Riau III diberikan kepada Daeng Kamboja.
Dalam peran sebagai Engku Kelana, Raja Haji berperan besar dalam memperkuat kekuatan dan kedaulatan kerajaan sahabat seperti Kerajaan Indera Giri, Kedah, Selangor, Jambi, Pontianak, Siak, Pahang, dan Palembang.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Luki Zaiman Prawira mengatakan, bahwa Pulau Penyengat memang salah satu Destinasi wisata religi di Kepulauan Riau.
Ia juga menegaskan berwisata ke Pulau Penyengat ini tidak dipungut biaya.
“Setiap visitor yang datang langsung menuju Pulau Penyengat tidak dipungut biaya masuk dan biaya lain di objek wisata,” ujar Luki.
Ia juga menyebut visitor mancanegara (wisman) didominasi oleh wisman asal Singapura dan Malaysia. Hal ini tak lepas dari sisi sejpetunjuk nang lekat dengan kedua negara tersebut.
“Berwisata religi di masjid raya dan makam pahlawan merupakan salah satu aktivitas yang dapat dilakukan di Pulau Penyengat, selain itu visitor dapat melakukan perjalanan ke masa lampau dengan mengunjungi beragam gedung peninggalan sejarah serta mengambil pelajaran bagi masa sekarang lantaran di pulau ini terdapat beragam peninggalan berhistoris yang di antaranya adalah Masjid Raya Sultan Riau nang terbuat dari putih telur hingga tembok pertahanan,” ungkap Kadispar.
Pulau Penyengat termasuk komplek istana nang ada di dalamnya, lanjut dia, sejak 19 Oktober 1995 telah dicalonkan ke UNESCO untuk dijadikan salah satu situs warisan dunia.
Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 112/M/2018 tentang Kawasan Cagar Budaya Pulau Penyengat sebagai Kawasan Cagar Budaya Tingkat Nasional. (Red)