Inforakyat, Tanjungpinang- Ketua Panitia Pelaksana kegiatan Tanjugpinang Fest 2024 Isnaini Bayu Wibowo meluruskan informasi yang beredar di masyarakat terkait biaya sewa stand Bazar di Festival Kopi Merdeka yang merupakan bagian dari Tanjungpinang Fest 2024 mencekik pedagang yang dikeluhkan salah satu pedagang dalam pemberitaan media lokal.
Dalam siaran persnya yang diterima media ini, Sabtu (3/8), Bowo sapaan akrabnya menjelaskan perihal biaya stand bazar yang ditetapkan sebelumnya sudah disampaikan jauh-jauh hari kepada para calon pedagang yang ingin berdagang dengan menyewa stand bazar. Sehingga sebelum hari pelaksanaan Even Tanjungpinang Fest nantinya tidak ada masalah.
“Jadi begini, kalau dibilang mencekik, bahasa mencekik itu agak rancu juga. Jadi saya luruskan terkait persoalan biaya yang dinarasikan mencekik penyewa stand itu tidak benar karena jauh hari kita sudah sampaikan itu kepada para pelaku UMKM yang menyewa stand,” kata Bowo.
Bowo menegaskan, terkait beredarnya informasi yang juga menarasikan bahwa kegiatan bazar di Festival ini mendapat bantuan dari APBD itu tidak benar.
“Perlu dipahami semua pihak bahwa bazar ini tidak ada anggaran dari ABPD, baik, APBD Provinsi, APBD Kota Tanjungpinang maupun APBN. Jadi ini benar-benar mandiri,” tegasnya.
Ketua pelaksana kegiatan ini juga menjelaskan bahwa biaya yang dibebankan kepada para pelaku UMKM sewa stand Rp 550 ribu rupiah sudah termasuk biaya Listrik, biaya sewa tenda, biaya Keamanan dan biaya pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan semua peserta.
“Jadi bahasa mencekik itu saya kira terlalu sadis. Biaya yang ada itu untuk membayar semua komponen yang ada, mulai dari biaya sewa tenda, listrik PLN, keamanan, kebersihan dan BPJS Ketenagakerjaan seluruh peserta. Karena itu kita cover lewat BPJS selama kegiatan ini berlangsung. Kita bukan ingin ada musibah namun untuk memastikan keamanan dan kelancaran selama perhelatan Festival ini 8 hari kedepan,” jelasnya
Bowo juga membuat perbandingan di tempat lain terkait biaya sewa stand di beberapa bazar di daerah lainnya.
“Itu tentu kita survei di beberapa tempat, sebagai perbandingan di bazar weekend dibeberapa tempat yang sudah kit survei, biaya per 3 hari kegiatan itu Rp 250 ribu tanpa ada even. Rp 250 ribu tersebut pun masih ada biaya biaya lainnya dan itu tidak ada masalah. Sedangkan disini kita Rp 550 ribu untuk 8 hari dengan 180 stand disebut mencekik,” ungkapnya.
“Ada 527 UMKM yang daftar dan biaya itu sudah kita sampaikan jauh jauh hari dan tidak ada masalah. Jadi kami agak kecewa hati dengan adanya keluhan pedagang, padahal itu sudah kita rembukkan jauh hari. Tapi ya itu kita sudah berusaha namun belum bisa memuaskan semua pihak. Intinya tidak ada masalah tidak ada mencekik seperti yang beredar dimasyarakat. Kami harapkan tenan-tenan untuk saling menjaga dan tidak saling mengumbar keburukan. Yang jelas secara administrasi penyelanggaraan Bazar ini tidak memakai APBD dan APBN,” tutupnya. (Red)