Inforakyat, Bintan- Wacana Pilkada Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau melawan Kotak Kosong hampir final, pasalnya, hingga batas akhir masa pendaftaran Pasangan Calon (Paslon) Tanggal 29 Agustus hanya ada satu Paslon yang mendaftar, yakni Roby Deby yang diusung seluruh Partai Politik pemilik kursi di DPRD Bintan.
Memang, masih ada perpanjangan pendaftaran Paslon yang di beri oleh KPU Bintan selama 3 Hari yakni mulai Tanggal 2 September hingga 4 September sebagaimana disampaikan oleh Komisioner KPU Bintan Divisi Teknis dan Penyelenggaraan, Syamsul. Namun, hingga kini bayang-bayang lawan kota kosong tersebut semakin kuat sehingga matinya Demokrasi di Bintan hampir terwujud.
Menyikapi fenomena tersebut sejumlah aktivis mulai bersuara lewat aksi aksi untuk tetap menjaga dan menghidupkan Demokrasi di Bintan khususnya pada Pilkada 2024 ini.
Salah satu aksi suara menjaga Demokrasi tetap hidup, sejumlah aktivis dan Mahasiswa menggelar Aksi menerangi Taman Kota di Kijang, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau Jumat (30/8) dengan 1000 lilin mengajak warga untuk menerangi pilkada 2024 tanpa kolom atau kotak kosong.
Inisiator aksi, Adiya, di Kijang, tadi malam, mengatakan, aksi ini sebagai bentuk keprihatinan terhadap Pilkada Bintan 2024. Apalagi di Provinsi Kepulauan Riau, hanya di Bintan yang potensial terjadi kolom kosong.
Pasangan calon yang mendaftar di KPU Bintan baru Roby Kurniawan – Deby Maryanti. Roby merupakan petahana yang berasal dari Golkar, sedangkan Deby, istri dari Apri Sujadi, mantan Bupati Bintan yang pernah tersandung perkara korupsi di-KPK.
Kepala daerah di Bintan sepertinya tidak lepas dari keluarga Ansar Ahmad, mantan Bupati Bintan dua periode yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Kepri.
“Apakah Bintan baik-baik saja? Tidak. Mari kita lihat dari kasus korupsi yang pernah ditangani KPK, ada berapa? Dua kali, bukan hanya di era kepemimpinan Apri, melainkan juga di era kepemimpinan Ansar Ahmad. Belum lagi kasus korupsi yang ditangani oleh pihak kejaksaan dan kepolisian,” ujar aktivis HMI (MPO) Tanjungpinang – Bintan itu.
Adiya mengungkapkan figur lainnya yang merupakan putra-putrat erbaik Bintan, bukan tidak ada. Zulfaefi merupakan putra terbaik Bintan, yang ingin mewakafkan dirinya untuk memperbaiki daerah tersebut menjadi lebih maju.
Zulfaefi merupakan kader militan Partai Demokrat, yang sudah mendapatkan surat tugas dari partai itu untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Bintan, namun di ujung perjalanan, rekomendasi Formulir B1KWK diberikan kepada Roby-Deby.
Secara politik, menurut dia Partai Demokrat keliru dan tidak bijaksana dalam memutuskan pasangan calon yang diusung dalam Pilkada Bintan 2024. Adiya curiga ada informasi tidak benar dan juga intervensi terhadap Ketua Demokrat Bintan sehingga berubah arah, yang menyebabkan Zulfaefi ketinggalan kereta.
“Itu ada kader militan Partai Demokrat yang sudah dua periode menjabat sebagai anggota DPRD Bintan, kenapa tidak diusung Partai Demokrat. Padahal beliau penuh dedikasi di partai dan untuk daerah,” ucapnya.
Zulfaefi belakangan memproklamirkan berpasangan dengan Nikolas Panama, akademisi dan juga salah satu tokoh pers di Kepri. Niko merupakan pembina dari sejumlah aktivis dan organisasi pemuda, yang dianggap layak mendampingi Zulfaefi memimpin Bintan.
“Beliau ‘kan orang Bintan juga. Jadi saya pikir mereka pasangan serasi, saling melengkapi,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Zulfaefi mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat Bintan menginginkan perubahan. Mereka menginginkan pemimpin yang mampu membawa Bintan lebih maju dan masyarakat sejahtera.
Setiap hari, bahkan setiap saat, ratusan orang warga Bintan menyemangati Zulfaefi-Niko. Warga mendoakan agar Zulfaefi-Niko mendapatkan kendaraan politik, dan memenangkan pilkada.
“Kami sampai sekarang masih semangat untuk merebut kembali partai yang dapat mengusung kami pada Pilkada Bintan 2024. Kami berharap Demokrat dapat mengusung kami, termasuk partai lainnya yang ingin Bintan lebih maju,” katanya. (Red)