Inforakyat, Batam- Pasangan Calon Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) H Muhammad Rudi dan H Aunur Rafiq (Rudi-Rafiq), sudah mengetahui, mau berbuat apa dari Ibu Kota Kepri, Tanjungpinang.
Khusus Rudi, Bapak Pembangunan Kota Batam tersebut sudah tahu cara mempercepat pembangunan daerah luar Batam di Provinsi Segantang Lada ini
Caranya membangun dan mengembangkan Batam, memang tidak bisa oleh siapa pun menafikannya. Inilah yang menjadi modal utama Rudi maju dalam kontestasi Pilgub Kepri 2024, karena publik melihatnya mempunyai rekam jejak yang bagus dalam membangun Kota Batam yang mempunyai persoalan lebih kompleks.
Seorang tamu, begitu turun pesawat kemudian naik kendaraan dari Bandara Hang Nadim, maka akan terperanjat dengan pemandangan jalan yang lebar. Jalan satu arah saja mempunyai lima lajur. Kanan-kiri berjumlah 10 lajur. Begitu lebar. Semua senang melewatinya.
Tamu yang baru menginjakkan kaki bisa segera merasakan aura sebuah kota yang berbeda. Itu jika masih bisa mengingat-ingat Batam lima atau 10 tahun lalu.
Juga akan nampak jelas pembangunan berbagai infrastruktur dan properti kota yang cepat berkembang.
Tidak mengherankan. Satu bulan saja meninggalkan Batam. Saat kembali lagi, seseorang akan menyaksikan tumbuhnya bangunan baru yang mengubah wajah kota pulau industri itu.
Banyak sekali aktivitas pembangunan. Bangunan-bangunan baru bak jamur menggerakkan ekonomi kota.
Rudi pernah mengimbau kepada warganya, agar tidak meninggalkan Batam. Sebab sesuai prediksinya, sekitar lima tahun lagi warganya akan merasakan sebuah kota yang maju dan modern. Bagi siapa saja yang meninggalkannya, maka tentu akan menyesal bahkan merasa merugi.
,
Rudi termasuk sosok yang tidak banyak mengumbar apalagi omon-omon. Misalnya sedang mengerjakan apa, atau sedang merencanakan apa? Namun, ketika waktu terus berjalan, sadar atau tidak sadar, warganya akan merasakan perubahan pembangunan yang tidak kecil.
Saat bertemu dengan ribuan pendukung di Kota Tanjungpinang, Rabu (28/8/2024) lalu, Rudi sedikit mengungkap bagaimana nanti bisa menggerakkan sebanyak tujuh kabupatan/kota di Kepri.
Menurutnya, kunci utamanya adalah memperbaiki berbagai infrastruktur yang masyarakat perlukan di tiap kabupaten/kota.
”Membangun dan memperbaiki infrastruktur, mana-mana yang masyarakat perlukan. Jika pembangunan dapat berjalan, dengan sendirinya ekonomi dan peningkatan kesejahteraan akan mengikuti,” tutur Rudi.
Pada kesempatan lain, Rudi menyinggung soal pengembangan Kota Tanjungpinang. Menurutnya, pembangunan Ibu Kota Kepri itu, tentu jalan-jalannya tidak bisa selebar Batam. Membangun Tanjungpinang harus sesuai potensi dan karakteristik daerah.
Selain membangun dan mengembangkan infrastruktur kota yang menjadi kebutuhan masyarakat, Kota Gurindam lebih cocok menjadi kota pariwisata dan kuliner berbasis budaya dan sejarah serta pendidikan. Tanjungpinang perlu meningkatkan konektivitas, melalui transportasi laut, udara, dan perbaikan infrastruktur jalan.
Kota yang menjadi pusat pemerintahan Provinsi Kepri itu tidak perlu membangun industri seperti Batam, tetapi perlu fokus membangun ekonomi kreatif melalui UMKM, industri kreatif, dan inkubator bisnis.
Salah satunya yang perlu menjadi atensi, yaitu pengembangan sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan di semua tingkatan untuk menghasilkan SDM kompeten dan inovatif.
Perlu penyediaan pelatihan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Kemitraan dengan perguruan tinggi juga akan menjadi sumbangsih yang besar melalui penelitian dan pengembangan yang relevan dengan kebutuhan Tanjungpinang. (Red)