Inforakyat, Natuna- Kabupaten Natuna, yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau, tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga kekayaan budaya yang kental. Sebagai bagian dari jaringan Geopark, Natuna telah menjadi destinasi ekowisata yang penting di Indonesia.
Namun, di balik daya tarik alam yang meliputi hamparan karst, pantai-pantai indah dan kekayaan laut, Geopark Natuna juga berperan dalam pelestarian budaya lokal yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Demikian disampaikan oleh Ketua Harian Geopark Natuna, Basri kepada media ini saat ditemui di rumah dinasnya, Kamis, (26/9).
Basri menjelaskan Geopark Natuna merupakan bagian dari inisiatif global UNESCO yang bertujuan untuk melindungi situs geologi penting serta mengintegrasikan pelestarian alam dan budaya.
“Dalam upaya menjaga kelestarian budaya, Geopark Natuna menjadi pusat perhatian karena kekayaan adat dan tradisi yang diwarisi dari nenek moyang suku Melayu, sebagai penduduk asli wilayah ini,” jelasnya.
Basri mengatakan berbagai upaya pelestarian budaya terus dilakukan, salah satunya adalah melalui penyelenggaraan festival budaya lokal. Festival ini tidak hanya menjadi sarana hiburan bagi wisatawan, tetapi juga sebagai bentuk pendidikan dan promosi kebudayaan kepada generasi muda.
“Kesenian tradisional tersebut seperti dendang piwang, mendu, tari zapin, gasing, alu, serta permainan rakyat khas Natuna yang kerap dipentaskan dalam berbagai acara,” kata Basri.
Di samping itu, kerajinan tangan dan kuliner tradisional turut menjadi sorotan dalam pengembangan Geopark Natuna. Pengrajin lokal yang masih mempertahankan metode pembuatan kerajinan tradisional, seperti anyaman pandan dan ukiran kayu, menjadi bagian penting dari pelestarian budaya.
Sejalan dengan Basri, Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, Hadisun mengatakan saat ini keberadaan Geopark Natuna membawa dampak positif dalam pelestarian budaya masyarakat Natuna.
Hadisun menyebutkan, Geopark dan Kebudayaan merupakan satu hal yang tak dapat terpisahkan karena kebudayaan merupakan salah satu faktor pendukung dalam aktivitas Geopark itu sendiri.
“Berbagai Ivent kebudayaan yang kita gelar, selalu menampilkan logo Geopark Natuna. Tentunya itu lah wujud bahaw Geopark dan Kebudayaan tak dapat terpisahkan,” sebutnya kepada media ini saat ditemui di ruang dinasnya, Kamis, (26/09.
Dalam mendukung aktivitas Geopark tambah Hadisun, tentunya bukan hanya kebudayaan yang bersifat pergelaran berbagai event, tetapi juga menyentuh kepada pelestarian kuliner khas Natuna.
“Begitu pula dengan kuliner khas Natuna, seperti makanan laut yang dimasak dengan bumbu rempah khas Melayu, silong, pedek dan tabel mando,menjadi daya tarik tersendiri yang memperkaya pengalaman wisatawan,” imbuhnya.
Geopark Natuna tidak hanya sekadar tempat untuk menikmati alam, tetapi juga menjadi wadah untuk menjaga keberlanjutan budaya yang telah menjadi identitas masyarakat setempat. Pelestarian budaya di kawasan ini menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa kekayaan adat istiadat dan warisan leluhur tetap terjaga di tengah arus modernisasi yang terus berkembang.
“Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat lokal dan komunitas internasional, Geopark Natuna tidak hanya akan terus berkembang sebagai destinasi wisata alam, tetapi juga sebagai pusat pelestarian budaya yang berkelanjutan,” tutup Hadisun. (Adv)