Inforakyat, Tanjungpinang- Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulan Maret 2017 gabungan 2 Kota yakni Tanjungpinang dan Batam di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), turun atau terjadi deplasi 0,80 persen.
“Dari 127,93 pada Februari 2017, menjadi 126,90 pada Maret ini,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Panusunan Siregar, Selasa (4/4).
Panusunan mengatakan, deflasi gabungan dua kota IHK di Kepri pada Maret 2017, disebabkan oleh penurunan indeks empat kelompok, bila dilihat menurut kelompok pengeluaran dari tujuh kelompok pengeluaran barang dan jasa.
“Yaitu, kelompok bahan makanan sebesar 3,41 persen; kelompok sandang 0,31 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,06 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,68 persen,” ucap Panusunan.
Sebaliknya, kata dia, tiga kelompok yang menyusun inflasi gabungan dua kota IHK justru mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,64 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,09 persen. Dan kelompok kesehatan sebesar 0,18 persen.
Penusunan menyampaikan, bila lihat dari 23 kota IHK di Sumatera, tercatat 15 kota mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjungpandan sebesar 1,49 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Padang sebesar 0,01 persen.
Sebaliknya, 8 kota IHK di Sumatra justru mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Bungo sebesar 0,71 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Tembilahan sebesar 0,01 persen.
Sementara Kota Tanjungpinang dan Batam dari 15 Kota yang mengalami deflasi, di Sumatera menduduki peringkat ke 3 dan 5.
Selanjutnya sambung Penusunan, bila dilihat dari 82 kota IHK, tercatat 49 kota mengalami deflasi dan 33 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjungpandan sebesar 1,49 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Purwokerto dan Padang sebesar 0,01 persen.
Sebaliknya, inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,24 persen dan terendah terjadi di Kota Banjarmasin dan Tembilahan sebesar 0,01 persen.
“Dari 49 Kota yang mengalami deflasi se-Indonesia, Kota Tanjungpinang dan Batam menduduki posisi ke 5 dan 7,” ujarnya.