Inforakyat, Lingga- Pukul 08.00 WIB. Kapal Kepri 1 melakukan marming up (pemanasan) bersiap mengangkut rombongan Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad dan rombongan menuju sebuah Pulau terpencil, terisolir dan bahkan bisa dikatakan tertinggal yang terletak di pesisir Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga, yakni Desa Mentuda.
Berbalut kaos kuning berkerah, celana kain hitam dan sepatu hitam Ansar Ahmad didampingi sejumlah pejabat teras Pemprov Kepri masuk kedalam kapal yang sudah siap berlayar. Diikuti staf khusus Gubernur Sarafuddin Aluan, Anggota DPRD Kepri Harlianto dan Kamaruddin Ali, Kepala Dinas PUPR Abu Bakar, Kepala Dinas Perkim Said Nursyahdu, Alt. Kepala Kesbangpol Said Sudrajat, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Misni, Kepala Dinas Kominfo Hasan dan Kepala Biro Umum Abdullah.
Kapal Kepri 1 menderu mulai berlayar dikemudikan oleh kapten Azhar dan mualim Isar Daulay. Gelombang yang tidak terlalu menantang membuat kapal bisa melaju dengan kecepatan stabil, rata-rata 33-34 knot. Jarak tempuh menuju Desa Mentuda sekitar 1 jam.
Mentuda merupakan daerah yang jarang mendapat kesempatan dikunjungi pejabat Pemerintah Provinsi Kepri sekelas Gubernur, dan Ansar Ahmad menjadi Gubernur Kepri pertama yang berkunjung ke Desa ini. Beberapa hari sebelumnya kepala Desa Mentuda Darmawan berulangkali mengkomunikasikan, memberi tahu, masarakat sangat gembira mendengar kabar Gubernur akan berkujung ke Desanya. Berbagai bentuk penyambutan sudah disiapkan, seperti ritual tepung tawar, atraksi silat, pentas seni, kuliner terbaik dan sebagainya.
Informasi antusiasme masyarakat Mentuda tersebut sampai ke telinga Gubernur Kepri Ansar Ahmad. Kerinduan masyarakat Mentuda terhadap pemimpinnya pun ‘gayung bersambut’. Ansar merespon dengan baik dan membalas antusias untuk hadir di Desa yang teletak tepat di belakang Gunung Daik tersebut.
Mulanya Gubernur Ansar hanya diundang untuk membuka turnamen sepakbola Mentuda Cup V yang diikuti Oleh 64 tim se kabupaten Lingga. Namun keputusan hadir Gubernur Ansar tidak hanya sekedar untuk sebuah turnamen sepakbola, melainkan menjadi sebuah tanggungjawab pekerjaan yang saat ini sedang dia emban.
“Bagaimana pun caranya Negara harus hadir ditengah masyarakat. Dan kita Pemerintah Provinsi Kepri sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat harus bisa hadir disana, bagaimanapun caranya,” kata Ansar, Sabtu (3/9)
Jika Pemerintah tidak hadir, lanjut Ansar, maka tidak akan pernah tahu persoalan yang sedang dihadapi masyarakat. “Beban moral dan tanggungjawab kita besar. Sebagai Gubernur saya punya tanggungjawab,” sambungnya.
Lingga merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Kepulauan Riau, memiliki 13 Kecamatan, 7 Kelurahan dan 82 Desa. Sebagian besar desanya berada di daerah pesisir yang masih terpencil dan terisolir. Selain sulit akses transportasi, juga minim jaringan komunikasi. Termasuk hal ini dialami oleh masyarakat di Desa Mentuda. Desa Mentuda sendiri terdiri dari 4 Dusun, yaitu Dusun Dusun Pulon, Dusun Jelutung, Dusun Tembuk dan Dusun Mentengah.
Akses menuju Desa Mentuda tidak mudah dan ini dialami oleh Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan rombongan kali ini. Meskipun tetap bisa dilalui, namun untuk kapal berbadan sedikit besar dan lebar seperti Kapal Kepri 1, keadaan alur lautnya terhitung terlalu dangkal dan beresiko kandas.
Karena tidak bisa akses langsung ke Desa Mentuda, kapten Kapal Kepri 1 Azhar diarahkan untuk singgah di Dusun Pulon terlebih dahulu yang alur lautnya masih tergolong dalam. Puluhan perahu pompong mengiringi kapal Kepri 1 di perairan Pulon. Di Pulon para penumpang akan dipindahkan ke perahu pompong yang sudah menunggu. Cara ini dinilai paling aman dan efektif. Namun cara ini tidak sampat dilakukan.
Sampai di Dusun Pulon, seorang kapten kapal setempat sudah menunggu dan menjamin kapal Kepri 1 bisa langsung merapat di Desa Mentuda. Namanya Sudir, dia mengetahui seluk bleuk alur laut disekitar Desa mentuda. Sudir pun diminta segera naik ke kapal Kepri 1 menggantikan sementara kapten Azhar, menakhodai kapal hingga merapat di pelantar Desa Mentuda.
Sudir mulai mengambil alih kemudi, Azhar beralih menjadi mualim, keduanya kolaborasi. Diluar tampak puluhan perahu pompong mengiringi perjalanan Kepri 1 menuju Mentuda dari Pulon. Jumlah pompong semakin bertambah dihiasi dengan umbul-umbul berwarna-warni, didalamnya terdapat ibu-ibu, anak-anak, orang tua dengan pakaian terbaik memperlihatkan wajah sumringah sambil melambai-lambaikan tangan.
Salah satu diantaranya tampak seorang wanita ikut mengemudikan perahu pompong mengiringi perjalanan Kepri 1. Uporia penjemputan atas kehadiran orang yang dinantikan kehadirannya mulai terasa. Gubernur Ansar melihat dari jendela dan membalas lambaian tangan masyarakat sambil tersenyum. “Ternyata ramai dan kompak masyarakat disini,” ujarnya.
Kapten Sudir meyakinkan kondisi air akan stabil sampai sekitar jam 12.00 WIB. Bahkan dalam kondisi air paling surut sekalipun tetap bisa dilalui, ini artinya aman, kapal Kepri 1 bisa merapat dan aman untuk pulang lagi.
Disepanjang pelantar Desa mentuda, ribuan masyarakat sudah menunggu dengan pakaian beragam, dari anak-anak sampai orang tua. Kepala Desa Mentuda, Darmawan didampingi sejumlah tokoh masyarakat dan adat setempat menyambut Gubernur Ansar dan rombongan. Prosesi penyambutan berlanjut, antusiasme masyarakat tumpah. Bahkan seorang ibu berteriak memanggil Gubernur dan meminta untuk bersalaman. Tabuhan kompang mengiringi perjalanan Gubernur dan rombongan disepanjang pelantar.
Adat pemberian tepung tawar dilakukan, adat silat dan tradisi penyambutan lainnya tidak ketinggalan. Hingga hidangan makanan terbaik sudah tersaji dengan baik. Gubernur Ansar tidak berhenti menyunggingkan senyum, menyalami setiap masyarakat yang ia temui dan menyempatkan diri bersua foto kupada siapapun yang meminta.
Pertemuan Gubernur Ansar dengen masyarakat Mentuda dipusatkan di lapangan sepak bola. Selain membuka turnamen Sepakbola Mentuda Cup V, merupakan kesempatan bagi masyarakat setempat untuk bersilaturahmi dengan Gubernur.
Disini Gubernur Kepri Ansar Ahmad mulai mendengarkan berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan oleh Kepala Desa Darmawan. Masyarakat merindukan ketersediaan jaringan internet, selain listrik yang masih belum terakses dengan baik.
“Semoga apa yang menjadi keluhan masyarakat ini, dengan hadirnya Bapak Gubernur sekarang, kedepannya bisa ada solusi,” harap darmawan disambut tupuk tangan masyarakat dengan teriakan koor “Betuuuul,”.
Keluhan lainnya, lanjut Darmawan, saat ini satu-satunya akses ke Desa Mentuda hanya melalui jalur laut yang baru saja dilalui oleh Gubernur dan rombongan. Dan sangat bergantung dengan kondisi pasang dan surut nya air. “Ketika air pasang, kami bisa beraktivitas, namun kalau surut kami hanya bisa diam di desa tanpa bisa apa-apa,” Katanya.
Tidak cukup dengan apa yang disampaikan oleh Darmawan, ternyata masyarakat juga mengutus salah seorang tokoh masyarakat setempat Islam Haris untuk melengkapi penyampaian aspirasi masyarakat kepada Gubernur Ansar.
“Mentuda ini masih terisolasi, akses hanya lewat sungai, pasang surut menentukan. Pernah ada masyarakat yang hamil dan terpaksa melahirkan di pompong, dan anaknya meninggal,” ojar Islam Haris kapad Gubernur.
Haris melanjutkan, masyarakat Mentuda meminta agar dibangunkan akses jalan darat menju ibukota di Daik melalui Sei Tenam agar aktivitas masyarakat bisa lebih leluasa. Bahkan kata Haris, saat air pasang pun masyarakat masih belum leluasa, karana kapal penumpang yang bersandar di Mentuda masih jarang, atau hanya satu pelayaran.
“Itulah keresahan kami pak Gubernur, kami butuh akses komunikasi, transportasi dan listrik yang memadai untuk mendukung aktivitas masyarakat dan anak-anak belajar,” katanya dan didengarkan oleh Gubernur Ansar dengan seksama.
Gubernur Ansar pun satu persatu menjawab keresahan masyarakat Mentuda tersebut. Selain memberikan tambahan kekurangan dana untuk turnamen sepakbola yang sedang dilaksanakan, juga menjelaskan usaha Pemerintah Provinsi Kepri dalam upaya memaksimalkan penanggulangan titik-titik blank spot yang ada di Kepri, termasuk di Kabupaten Lingga, dan lebih khusus untuk Desa Mentuda.
“Waktu baru dilantik, saya bersama Dinas Kominfo langsung ke Kemekominfo RI. Kita usulkan 111 BTS agar di bangun di Kepri. Dan Alhamdulillah disetujui 77 BTS. Sebanyak 28 BTS diantaranya dialokasikan di Kabupaten Lingga, selebihnya dibagi-bagi di kabupaten da kota laina,” jelas Ansar.
Gubernur juga meyakinkan, Saat ini Pemerintah Provinsi Kepri sedang menggesa hingga batas waktu akhir Oktober akses internet di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3 T) sudah bisa terlayani dengan baik. “Semoga saja, usaha kita ini lancar . Kita betu doa dari masyarakat semua,” katanya.
Begitu juga menyangkut akses jalan yang diidamkan masyarakat Mentuda, Sedikitnya dibutuhkan anggaran sebesar Rp60 miliar untuk itu. Namun demikian, Ansar masih bakan mengkaji ulang secara teknisnya karena jika jalur yang akan dilalui bersinggungan dengan hutan lindung, prosesnya akan sedikit rumit.
“Masalah jalan perlu kita kaji, kita diskusikan, mana yg paling efektif dibangun aksesnya. Kita hindari hutan lindung. Intinya saya akan dorong ini untuk menindaklanjuti,” kata Ansar.
Begitu juga menyangkut persoalan listrik, Gubernur Ansar akan segera komunikasikan hal ini kepada PLN. Tidak hanya untuk di Mentuda, tetapi juga untuk di daerah lain di Kepri yang masing belum teraliri listrik dengan maksimal. (Red)