Home / Ekonomi / BPS:Target RPJMD Kepri Sulit Terealisasi

BPS:Target RPJMD Kepri Sulit Terealisasi

Inforakyat, Tanjungpinang- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri Panusunan Siregar mengatakan, Pertumbuhan ekonomi Kepri yang hanya 1.52 persen pada triwulan II ini, sebenarnya dapat diantisipasi oleh Gubernur. Pemerintah provinsi Kepri seharusnya menggenjot secepat-cepatnya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kepri sejak tahun anggaran diketok.

Sayangnya, APBD yang diharapkan sebagai stimulan pertumbuhan ekonomi, justru belum terlihat perannya. Hal ini ditandai dengan menurunnya konsumsi pemerintah yang cukup signifikan pada triwulan II 2017.

“Untuk triwulan kedua ini, konsumsi pemerintah justru kontraksi diangka minus 6.66 persen,” kata Panusunan saat rapat koordinasi antara Bank Indonesia dan Komisi II DPRD Kepri di Kantor Bank Indonesia, Jumat (8/9).

“APBD Kepri memang hanya menyumbang 5.23 persen dari total angka pertumbuhan ekonomi. Tapi yang mungkin kita lupa bahwa meski kecil, APBD Kepri ini stimulan. Dia yang menarik pertumbuhan ekonomi Kepri,” tambahnya.

Seharusnya kata Panusunan, Pemprov Kepri dan jajaran OPD Kepri harus lincah membelanjakan anggaran itu untuk membangun infrastruktur. Dengan begitu, ekonomi Kepri kembali bergairah. Dengan bergairahnya pembangunan, diharapkan dapat mengangkat laju pertumbuhan ekonomi.

“Saya harus jujur mengatakan bahwa secara fakta empiris analistik statistik, OPD Pemprov Kepri belum memainkan perannya. Bagaimanapun juga pengelolaan APBD, dan APBN ada ditangan mereka,” katanya.

Panusunan menambahkan, bahwa akibat dari lambatnya OPD-OPD ini bergerak, ia memprediksi seluruh sasaran yang ditargetkan tahun sulit terealisasi.

“Dengan capain pertumbuhan ekonomi yang hanya 1,52 persen, maka target RPJMD untuk tahun 2017 yang ditetapkan pemprov Kepri sebesar 5,85 persen tampaknya tidak mungkin lagi bisa dicapai,” katanya lagi.

Selain APBD, BPS dan Bank Indonesia menyebut tiga sektor andalan Kepri saat ini sedang mengalami “sakit” parah.

“Industri pengolahan, Konstruksi dan pertambangan-penggalian turun sangat signifikan. Bahkan industri pengolahan dan pertambangan bahkan mengalami kontraksi (pertumbuhan minus), terburuk dalam tujuh tahun terakhir,” bebernya.

About Redaksi

Check Also

BP Batam Hadiri Rapat Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI di Bandara Hang Nadim

Inforakyat, Batam- Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) yang diwakili oleh Anggota Bidang Pengusahaan, Wan Darussalam …