Inforakyat, Tanjungpinang- Disiplin masyarakat agar membuang sampah di tempat yang benar dituntut agar bisa meminimalisir persoalan banjir di kota ini.
Sebab, berdasarkan pengalaman di lapangan yang ditemukan sejumlah OPD (Organisasi Perangkat Daerah), sampah ikut juga memperparah persoalan banjir selain hal-hal lainnya.
Hal-hal lainnya termasuk akibat pembangunan dan pengembangan kota, kurangnya kesadaran bersama dalam menjaga aliran air dan sebagainya.
Memperhatikan lingkungan sekitarnya merupakan salah satu pola hidup bersih, juga cara sederhana membuat penduduk sekitar nyaman.
Di lingkungan Pemko Tanjungpinang, tiga OPD Pemko Tanjungpinang bersama-sama untuk menangani persoalan banjir di kota ini.
Kaitan banjir dengan lingkungan, sampah dan disiplin masyarakat juga berkaitan erat. Inilah yang selalu digugah.
Adapun tiga OPD yang bersama-sama menangani banjir yakni, tim PUPR Kota Tanjungpinang, DLH Kota Tanjungpinang dan Perkim Tanjungpinang.
Bahkan mereka rutin meninjau berbagai titik yang menjadi persoalan banjir. Dari hasil turun ke lokasi banyak ditemukan sampah menumpuk di saluran air.
Diantaranya, sampah-sampah bertumpuk serta drainase penghubung yang lebih kecil serta adanya kabel-kabel di kawasan tersebut.
Maka dari itu, pemerintah bersama masyarakat berupaya kawasan itu tidak bertumpuk sampah. Serta teknis pelaksanaan dan penyelesaikan jangka pendek dan panjang.
Djasman menjelaskan di Tanjungpinang Senin (23/11) dari pihak Perkim nantinya menyiapkan tenaga atau personel untuk membawa sampah yang terkumpul menggunakan lori ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sama seperti selama ini, apabila ada sampah yang menumpuk karena warga gotong-royong, maka mereka akan turun mengangkutnya asalkan diberitahu.
Pihaknya pun punya lori dan personel untuk mengangkut sampah-sampah dari lokasi peninjauan itu.
Terkait alat yang mengangkut sampah dari drainase atau saluran ini milik PUPR dan bekerjasama dengan pengembang.
Serta lanjutannya, sampah-sampah ini perlu dibahas penyelesaiannya melalui DLH.
Ia menuturkan, pekerjaan akan dilakukan segera. Ini salah satu upaya jangka pendek. Setelah itu, perlu pembahasan teknis penyelesaiannya.
Mereka juga sudah membahas hal ini dengan pengembang dan mereka bersedia membantu.
Ia menjelaskan, pihaknya sering turun ke lapangan untuk memastikan potensi kendala yang ada. Kemudian dibahas bersama seperti apa penanganannya.
Djasman mengajak masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya. Jika masih bebas buang sampah ke parit, drainase, pinggir jalan, laut maka dampaknya sangat besar kepada lingkungan.
Ia menjelaskan, dengan keterbatasan truk pengangkut sampah yang ada, mereka tetap berusaha menjadikan Tanjungpinang kota yang bersih.
Namun yang terpenting adalah kesadaran bersama untuk menjaga lingkungan masing-masing. Mulailah menjaga aliran air di tempat tinggal masing-masing.
Lalu jaga juga kebersihan di sekitar lingkungan, supaya drainase yang ada berjalan lancar. Tidak terjadi penumpukan sampah.
Dituturkannya, sampah plastik yang dibuang ke saluran air sulit diurai. Plastik itu tidak membusuk. Lama kelamaan, plastik itu akan menumpuk.
Sampah lain yang masuk pun ikut menumpuk. Demikian juga dengan lumpur, ranting pohon dan lainnya. Sehingga tanah akan semakin tinggi hingga akhirnya tumbuh rumput liar.
Aliran air pun makin dangkal. Sehingga ketika hujan turun, air langsung meluap ke jalan. Warga juga yang kesulitan.
Dengan keterbatasan anggaran pemerintah, tidak mungkin bisa menyelesaikan persoalan drainase di kota ini yang panjangnya hingga belasan ribu kilometer.
Namun, dengan kebersamaan, dengan kesadaran yang tinggi, persoalan besar ini bisa diatasi. Aliran air pun akan lancar. Sehingga persoalan banjir bisa dikurangi pelan-pelan.
Semua perlu peran masyarakat menyelesaikan jangka panjangnya.
Walikota Tanjungpinang Rahma memibta seluruh elemen membudayakan membuang sampah pada tempatnya.
Dimulai dari tingkat lingkungan perumahan, RT/RW sampai dengan kelurahan dan kecamatan.
Ia selalu mengingatkan kelompok masyarakat melaksanakan hitung royong. Ini salah satu upaya mencegah menumpuknya sampah.
Terkait persoalan ini, pihaknya sudah menyusun beberapa skema untuk menyelesaikannya.
Dari kepemimpinan sebelumnya beberapa penanganan banjir sudah diupayakan. Misalnya swakelola membersihkan drainase dan beberapa pekerjaan lainnya.
Ia menuturkan, di beberapa kawasan lainnya direncanakan akan dibuat kolam retensi. Ini sebagai salah satu solusi jangka panjang.
Terkait pekerjaan akan dilaksanakan bila pembebasan lahan selesai, dilanjutkan DED dan pekerjaan.
Tahun ini rencana pembebasan lahan di dua lokasi yaitu Sulaiman Abbdullah dan di Depan Batu Hitam.
Sedangkan lahan pembuatan kolam retensi di belakang SMPN 6 Jalan Pemuda sudah selesai. Tahun 2021 nanti, kolam retensi itu akan mulai dibangun.
Selain itu, pihaknya juga berencana melakukan penanganan banjir di Batu 5 Bawah serta beberapa titik lainnya.
”Kami akan upayakan, mudah-mudahan bisa diselesaikan secara bertahap,” tuturnya. (Advertorial)