Inforakyat, Jakarta- Presiden Jokowi mengatakan bahwa, bertahun-tahun lamanya ekonomi Indonesia bertumpu pada komoditas, dan selalu mengekspornya dalam bentuk bahan mentah. Tanpa nilai tambah, dan Indonesia mudah dipermainkan oleh pasar.
“Contohnya minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). Indonesia memiliki 13 juta hektare kebun kelapa sawit dengan produksi kurang lebih 46 juta ton per tahun,” kata Presiden, Jumat (10/1).
Jokowi menjelaskan saat ini Uni Eropa memunculkan isu bahwa CPO tidak ramah lingkungan.
“Saya kira, isu ini hanya soal perang bisnis antarnegara saja. CPO ini bisa lebih murah dari minyak bunga matahari yang mereka hasilkan,” jelasnya.
“Sekarang kita ubah. CPO lebih banyak kita pakai untuk kebutuhan domestik. Kita jadikan campuran untuk biodiesel melalui program B20 tahun lalu, kini mulai B30, dan nanti jadi B50,” tambahnya.
Presiden juga menghimbau agar tak perlu khawatir tidak diminati oleh pasar. Bayangkan, dengan B30, kita menghemat kurang lebih Rp110 triliun per tahun.
Dari CPO, hilirisasi industri kita terapkan pada komoditas lain seperti nikel, bauksit, timah, batu bara, hingga kopra. Nantinya, komoditas-komoditas tersebut tidak akan diekspor dalam bentuk mentah. Semua dalam bentuk jadi atau setengah jadi.
“Dengan cara itulah, di tengah situasi global yang penuh tantangan, Indonesia mampu tetap berdiri tegak dalam memperjuangkan kepentingan nasional,” tuiup Jokowi (Red)