Inforakyat, Tanjungpinang (Advertorial)- Dalam rangka siaga bencana, pihak Kantor Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Tanjungpinang turut melatih warga sebagai relawan apabila ada musibah terjadi, khususnya di kawasan laut.
Pihak Basarnas juga menyampaikan, pelatihan bisa juga dilakukan Pemko dan mereka akan membantu sebagai instrukturnya. Sehingga makin banyak masyarakat yang sudah memiliki kemampuan untuk berbuat apabila ada bencana.
Ajakan itu disampaikan pihak Basarnas Tanjungpinang saat menerima kunjungan Komisi III DPRD Tanjungpinang ke Kantor Basarnas Tanjungpinang di Batu 8 Atas, Rabu (8/1).
Rombongan dipimpin Ketua Komisi III DPRD Tanjungpinang, Agus Djurianto. Turut hadir saat itu Wakil Ketua, Surya Admaja dan Ashady Selayar selaku Sekretaris.
Hadir juga para anggota yaitu Asman, Ria Ukur Rindu Tondang, Hj Ismiyati, Said Inderi, Rika Ardian dan Vicky Bahtiar.
Kedatangan rombongan disambut Kepala Basarnas Tanjungpinang, Mu’min beserta Kepala Seksi (Kasi) SDM Basarnas Tanjungpinang, Miswandi beserta Kasi Operasi, Eko Suprianto, Sub Bagian Umum, Nofriandi serta jajaran lainnya.
Agus menuturkan, tidak menyangka akan menerima sambutan sedemikian hangat dari jajaran Basarnas Tanjungpinang. Apalagi ini merupakan pertemuan pertama yang dilaksanakan secara resmi.
”Saya secara pribadi tidak menyangka akan menerima sambutan sedemikian. Semi militer dan semua tertata rapi,” ujarnya usai melaksanakan pertemuan.
Mu’min menyampaikan berbagai hal dalam pertemuan itu. Mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM) atau personel, wilayah kerja, program kerja serta alat utama (Alut) dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Ia menuturkan, Basarnas Tanjungpinang memiliki berbagai alat utama. Mulai yang berada di darat, laut serta udara yaitu satu Helikopter yang disimpan di Hangar milik TNI AU di Batu 12.
Terkait pengoperasionalan helikopter ini, mereka masih meminta bantuan pilot dari TNI AL. Namun, pihak Basarnas sedang menyekolahkan lima orang dalam bidang penerbangan.
Terkait wilayah kerja, Kantor Basarnas Tanjungpinang membawahi beberapa daerah kabupaten-kota di Kepri terkecuali Anambas dan Natuna. Diantaranya, kawasan Tanjungpinang, Bintan, Batam, Lingga dan Karimun.
Dituturkannya, pihaknya memiliki dua kapal laut yang berada di Pelabuhan Sekupang Batam serta satu berada di Pelabuhan Kampung Bulang Tanjungpinang.
Selain itu, mereka memiliki beberapa kapal Rigid Inflatable Boat ( RIB) craft ukuran 9,5 meter dan kapal Sea Rider ukuran 5 meter yang berada di Tanjungpinang maupun beberapa pos penjagaan di daerah.
Mu’min menuturkan, pihaknya juga memiliki beberapa alat utama darat. Diantaranya rescue truck, truk personel yang juga dipakai untuk berbagai kegiatan serta Mobil All Terrain Vehicle (ATV).
Dituturkannya, dengan kondisi Kepri yang terdiri dari 96 persen lautan serta sisanya darat, memiliki tantangan dalam memberikan pelayanan. Sesuai data yang mereka rangkum, bantuan yang diberikan lebih banyak kepada korban kecelakaan di laut serta sinyal distress.
Serta beberapa di darat yaitu menyelamatkan penggali sumur yang kesulitan bernafas serta kejadian anak yang hanyut pada kondisi hujan deras serta lainnya.
Menurutnya kejadian bencana alam di Kepri hampir tidak ada. Mulai dari tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus serta kecelakaan kereta api maupun lainnya.
”Kita patut bersyukur kawasan Kepri hampir tidak ada kejadian bencana alam yang besar. Paling ada banjir namun itu pun tidak begitu lama,” paparnya.
Pada kesempatan itu, ia juga menitipkan pesan agar pihak Komisi III DPRD Tanjungpinang bisa bersama mengkomunikasikan lahan sebagai dermaga kapal yang dimiliki Basarnas Tanjungpinang.
”Kapal kami masih menumpang bersama milik swasta di Kampung Bulang. Jika bisa membangun dermaga sendiri tentu lebih bagus,” ujarnya.
Serta ke depan, pihaknya juga membuka diri bila kelompok masyarakat dilibatkan dalam melaksanakan pelatihan dan potensi SAR. Mulai dari penanganan kejadian korban tenggelam dan beberapa lainnya.
Dituturkannya dalam satu tahun pihaknya melaksanakan tiga kali pelatihan bagi masyarakat. Satu kali di Bintan, Tanjungpinang dan rencananya di Karimun. Dengan kapasitas peserta 60 orang per pelatihan.
Ia menuturkan, bila pemerintah ingin menambah atau membuat pelatihan, menurutnya sangat memungkinkan. Nantinya instrukturnya dari pihak Basarnas Tanjungpinang.
”Di sini ada instruktur untuk berbagai bidang, kami siap bila diminta kerja sama,” tuturnya sembari memberikan beberapa masukan dan komunikasi bersama.
Menanggapi hal ini, Agus Djurianto menilai dermaga tempat berlabuhnya kapal tentu perlu. Terkait lahan nantinya akan ditindaklanjuti.
”Bila pemko punya akan kami sampaikan, bila memungkinkan provinsi bantu juga lebih baik dan akan dikomunikasikan bersama fraksi lainnya,” tuturnya.
Ia pun menerima beberapa masukan yang nantinya dapat diusulkan dianggarkan melalui BPBD Kota Tanjungpinang.
Diantaranya pengadaan kapal karet yang bisa digunakan di kawasan penyeberangan wisata Tanjungpinang menuju Pulau Penyengat dan sebaliknya.
”Jadi kalau ada kejadian kapal tersebut bisa digunakan, ini saran yang baik dari Pak Mukmin akan kami sampaikan ke pemerintah,” tuturnya.
Ismiyati juga menambahkan, bahwa pelatihan natinya bisa mengajak pihak Tagana maupun remaja masjid dan beberapa organisasi lainnya. ”Kalau libatkan ibu-ibu juga boleh,” tuturnya.
Mu’min menilai, ibu-ibu juga bisa ikut pelatihan namun lebih kepada pendirian dapur darurat dan lainnya. Bila tanggap kecelakaan lalu lintas di laut atau korban tenggelam perlu peserta yang energik dan lainnya.
Selain itu, Ria Ukur Rindu Tondang juga memberikan masukan agar SOP pertolongan bisa diberikan semaksimal mungkin kepada masyarakat. (adv)