Inforakyat, Batam- Sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, para pendiri negara menyadari bahwa keberadaan masyarakat yang majemuk merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus diakui, diterima, dan dihormati. Kemudian, kemajemukan ini diwujudkan dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Namun tanpa disadari, ketidakmampuan mengelola kemajemukan dan ketidaksiapan sebagian masyarakat menerima kemajemukan justru dapat membahayakan Indonesia itu sendiri.
Kasi Intel Korem 033/WP, Kolonel Parluhutan Marpaung mengatakan bahwa tantangan Indonesia kekinian adalah terorisme dan radikalisme.
“Dan susahnya, ideologi ini disebarkan ke berbagai negara melalui simpatisan-simpatisan dan dunia maya,” kata Kolonel Parluhutan Marpaung saat menjadi narasumber Empat Pilar Kebangsaan, di Hotel Harmoni One, Selasa (10/7).
Atas dasar itulah, Ia meminta agar masyarakat dapat ikut memerangi paham radikal dan terorisme ini. Salah satunya dengan memahami empat pilar kebangsaan ini.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPRD Kepri, Taba Iskandar menambahkan, bahwa empat pilar merupakan prasyarat minimal bagi bangsa ini untuk bisa berdiri kukuh dan meraih kemajuan. Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara harus menjadi jiwa yang menginspirasi seluruh pengaturan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Nilai-nilai Pancasila baik sebagai ideologi dan dasar negara sampai hari ini tetap kokoh menjadi landasan dalam bernegara.
“Selain itu, agar negara Indonesia tetap berdiri, setiap warga Negara Indonesia harus memiliki keyakinan, bahwa itulah prinsip-prinsip moral ke Indonesian,” tegasnya.
Hadir dalam acara ini, ketua Komisi I Abdulrahman, Sekretaris Komisi I Sukhri Fahrial, Ruslan Kasbulatov, Thomas Suprapto, Wan Norman Edi dan Sarafudin Aluan. Tak hanya itu, perwakilan mahasiswa, Pramuka dan Tagana Provinsi Kepri ikut menghadiri sosialisasi ini. (Red)