Inforakyat, Tanjungpinang- Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad secara resmi menutup Perlombaan Perahu Naga Tahun 2024 yang berlangsung selama tiga hari dalam rangka Sembahyang Keselamatan Laut di Pelantar 3, Tanjungpinang, Rabu (19/6).
Perlombaan Perahu Naga Tahun 2024 ini bertujuan untuk dapat mempererat tali persaudaraan antar masyarakat pesisir dan melestarikan tradisi budaya yang ada di Kepulauan Riau.
Dalam sambutannya, Gubernur Ansar menyampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta dan panitia yang telah bekerja keras untuk menyukseskan acara ini.
“Perlombaan perahu naga ini bukan hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga sebagai bentuk pelestarian budaya dan tradisi leluhur kita. Melalui kegiatan ini, kita berharap dapat semakin mempererat kebersamaan dan memperkuat rasa solidaritas di antara masyarakat Kepulauan Riau,” ujarnya.
Gubernur Ansar juga menekankan pentingnya menjaga keselamatan dan kelestarian lingkungan laut di Kepulauan Riau. “Sebagai Provinsi yang memiliki banyak wilayah pesisir, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga laut dan lingkungan kita. Acara Sembahyang Keselamatan Laut ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga ekosistem laut demi keberlangsungan hidup kita bersama,” tambahnya.
Gubernur Ansar menjelaskan bahwa perlombaan perahu naga ini telah berjalan selama 133 tahun dan menjadi budaya yang telah melekat di Kepulauan Riau khususnya di Tanjungpinang.
“Perlombaan perahu naga ini sudah berjalan selama 133 tahun dan sudah menjadi budaya di Kepri. Oleh karena itu, kedepannya event perahu naga ini tidak hanya dilaksanakan di Pelantar 3 saja, tetapi kedepannya akan terus didukung, dipertahankan dan dikembangkan bersama-sama,” imbuhnya.
Gubernur Ansar juga menekankan pentingnya melestarikan event perahu naga sebagai warisan budaya yang menghubungkan antar generasi.
“Event perahu naga ini merupakan event heritage yang menjadi jembatan antar generasi yang tidak boleh hilang di Negeri Segantang Lada. Semoga perlombaan perahu naga ini bisa menjadi suatu ikon penting untuk pariwisata di Kepulauan Riau khususnya di Tanjungpinang,” tambahnya.
Lebih lanjut, Gubernur Ansar menyebutkan bahwa Provinsi Kepulauan Riau merupakan Provinsi yang heterogen dengan keberagaman suku, budaya, bahasa dan agama.
“Dengan event perahu naga ini menjadi simbol kebersamaan dan moderasi agama serta budaya. Dari pembukaan event ini, saya melihat semua masyarakat tumpah ruah hadir untuk melihat event ini, tanpa melihat suku, budaya dan agama, tetapi bersama-sama hadir untuk mensukseskan event perahu naga ini,” jelasnya.
Dengan berakhirnya perlombaan perahu naga ini, Gubernur Ansar berharap semangat kebersamaan dan cinta budaya akan terus tumbuh di masyarakat Kepulauan Riau.
“Mari kita jaga dan lestarikan tradisi ini untuk generasi yang akan datang,” tutupnya.
Sementara itu Ketua Panitia Fery Lee, dalam sambutannya menyampaikan bahwa lomba perahu naga dan sembahyang keselamatan ini merupakan tradisi, ritual dan budaya yang telah dilaksanakan secara turun-temurun sejak tahun 1891.
“Pada saat itu perlombaan perahu naga masih menggunakan perahu yang sangat sederhana. Namun dengan semangat dan cinta terhadap budaya ini, para panitia segera membangun pintu gerbang perahu naga yang permanen dan membuat perahu naga menggunakan fiberglass,” ujar Fery Lee.
Fery Lee juga menekankan kekompakan yang ditunjukkan dalam perlombaan ini tanpa membeda-bedakan suku, ras dan agama.
“Perlombaan perahu naga ini tidak hanya diikuti oleh suku Tionghoa, tetapi juga suku Melayu, suku Jawa dan suku Bugis. Untuk itu, perlombaan perahu naga ini harus kita pupuk dan kita lestarikan, untuk terus memupuk semangat kaum muda Kepri khususnya Tanjungpinang,” tambahnya.
Pada penutupan acara, Gubernur Ansar Ahmad memberikan penghargaan kepada tim-tim yang berhasil meraih juara dalam perlombaan perahu naga. Juara pertama diraih oleh Tim Perahu Naga Pelantar Datok, disusul oleh Tim Perahu Naga Pelantar 3 sebagai juara kedua dan Tim Perahu Naga Pelantar 2 sebagai juara ketiga, serta Tim Perahu Naga Pelantar Mutiara 2 mendapatkan juara harapan. (Red)