Inforakyat, Bintan- Mantan Panitia Seleksi Badan Pengawas Pemilu Kepulauan Riau (Bawaslu Kepri) Nina Inggit Garnasih sempat terkaget-kaget dengan munculnya timeline Bintan Memanggil, saatnya anak Gunung Bintan keluar & turun dari persembunyiannya untuk bisa berbuat terhadap masyarakat Bintan.
Nina kemudian mengingat kembali sosok Niko, sapaan akrab dari Nikolas Panama.
Kepada sejumlah jurnalis, ia mengungkapkan kebiasaan Niko, yang baru-baru ini digadang-gadang sebagai kandidat Pilkada Bintan 2024.
Menurut dia, Niko merupakan sosok yang bersahaja, namun cukup tinggi integritasnya. Kesan itu muncul ketika berada dalam satu tim sebagai anggota Tim Seleksi Bawaslu Kepri.
Niko sangat bersahabat dan perhatian sehingga Nina dan teman tim seleksi lainnya serasa sudah mengenalnya puluhan tahun lalu.
Niko sangat hormat dan sayang dengan tim seleksi yang lebih tua darinya.
Pengalaman Niko yang luar biasa mengajarkannya menjadi sosok yg begitu peka dan peduli dengan orang-orang sekitarnya.
“Ini memang saat yang tepat putra daerah mengabdi untuk daerahnya sendiri, berbuat demi kepentingan daerahnya bukan untuk kepentingan pribadi,” kata Inggit di Bintan, Jumat (28/3).
Di tengah carut-marutnya perpolitikan di negeri ini, ia bertekad mendukung Niko, dan juga mengajak masyarakat Bintan saatnya memilih sosok yang cerdas, berjiwa kepemimpinan serta teruji akidah dan akhlaknya.
Menurut dia, Bintan membutuhkan Niko. Karena itu, tagline Bintan Memanggil sangat layak ditujukan kepada Niko, sosok ceria yang cerdas, sederhana, loyal, berintegritas, tegas dan mudah berinteraksi.
“Beliau sudah seperti adik saya. Karena itu, sampai sekarang lima anggota Panitia Seleksi Anggota Bawaslu Kepri masih berinteraksi dan bersenda gurau. Kami mengikuti perkembangan Pilkada Bintan, bahkan jika rindu melanda kami akan melakukan pertemuan melalui aplikasi zoom sekadar berbagi cerita perkembangan kondisi dan situasi terbaru bahkan “ngakak bareng”. Itu yang buat rindu, seru seakan hilang semua beban, apalagi kalau sudah dengan para dosen dari UNIBA Cak Fendi dan Beby dari Gorontalo, ada kebahagiaan tersendiri ketika kami berkomunikasi,” ucapnya mengenang.
Aktivis perlindungan perempuan dan anak itu kemudian mengemukakan sosok seperti Niko jarang ditemukan. Niko memiliki berbagai cara menyelesaikan permasalahan secara cepat dan tepat.
“Meski lebih muda dari kami, beliau solutif dengan cara sederhana,” katanya.
Perhatian Niko terhadap kondisi sosial dan pendidikan di Kepri, khususnya di Bintan sudah sejak lama dirasakan masyarakat melalui program Gerakan Kepri Mengajar.
“Kami mengetahui ada Gerakan Kepri Mengajar sejak tahun 2012. Awalnya, kami mengira itu hanya kegiatan mahasiswa, namun ternyata ada Niko yang membina mahasiswa tersebut. Ini benar-benar kejutan,” katanya.
Niko juga sosok pemberani, yang berhasil mengungkap sejumlah kegiatan ilegal di Bintan, misalkan pertambangan bauksit ilegal dan pasir ilegal.
Seluruh hasil liputan investigasi yang dilakukannya masih dapat dibaca di Antara, yang juga dikutip di sejumlah media siber nasional.
“Niko, sosok yang selalu di belakang layar, jarang sekali muncul. Sepertinya beliau tidak suka dipuji. Kini muncul di permukaan atas keinginan publik,” katanya.
Ia berharap tagline Bintan Memanggil, yang kemudian menjadi viral segera mendapat respons dari Niko. Tentu saja, Pilkada Bintan 2024 akan lebih dinamis dengan kehadiran figur yang bukan dari kalangan politisi.
Ia yakin Niko menjawab tantangan tersebut. Bila dianalisa mendalam tagline itu bukan untuk mencari popularitas, melainkan mencari solusi terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat.
“Saya percaya, nama Niko mencuat dalam kontestasi Pilkada Bintan bukan untuk ‘acah-acah’ saja. Niko pasti serius ikut kontestasi pilkada ketika namanya muncul karena alasan tertentu,” ucapnya.
Ia berharap untuk masyarakat Bintan khususnya mulailah cerdas memilih pemimpin yang mengangkat nilai-nilai pendidikan bagi anak-anak, generasi emas nantinya.
“Bukan hanya sekadar pintar, namun taat dan tunduk dengan semua perintahNya juga baik aqidah dan akhlaknya menjadi panutan buat para generasi emas di Kepri, khususnya Bintan,” ujarnya.
Inggit menegaskan Niko bukan sosok yang ingin mencari kekuasaan. Kemungkinan bila Allah berkehendak Niko memimpin Bintan ke depan, yang dilakukannya hanya pengabdian.
Jejak digital dapat mengantarkan pemikiran orang-orang yang baru mengenalnya bahwa Niko hanya ingin menggunakan jabatannya untuk memperluas dan meningkatan pengabdian di kampung halamannya sendiri.
“Kalau ingin jabatan mungkin dari 10 atau 15 tahun lalu Niko sudah jadi anggota Bawaslu atau KPU di Kepri, tetapi ‘kan beliau lebih memilih menjadi panitia seleksi penyelenggara pemilu. Setelah itu menjalankan hidupnya seperti biasa,” katanya sebagaimana disadur dari ulasan.co
Ia juga menitip pesan kepada Niko untuk selalu berbuat baik kepada masyarakat, apapun yang terjadi.
“Semoga Allah SWT ridho dan mudahkan langkah-langkah Niko, sosok yang dianggap mampu berbuat untuk Bintan lebih maju kedepannya. Tetap rendah hati, mawas diri, terus belajar dan jadi kebanggaan kami semua,” katanya. (Red)