Home / Aspirasi / Rahma Berang, Pembangunan Pasar Sementara Batu 7 Tanjungpinang Dinilai Tidak Layak

Rahma Berang, Pembangunan Pasar Sementara Batu 7 Tanjungpinang Dinilai Tidak Layak

Inforakyat, Tanjungpinang- Meski masih dalam proses, keberadaan pembangunan  Pasar Sementara Baru 7 Kota Tanjungpinang menuai sorotan tajam dari orang nomor 1 di Kota Tanjungpinang Walikota Raham saat meninjau langsung kondisi terkini Pasar Sementara tersebut beberapa hari lalu. Sontak peninjauan tersebut membuat Rahma meluapkan emosi kemarahannya, ke jajaran Dinas PUPR atas pembangunan Pasar Sementara Batu 7.

“Saya kecewa dan marah dengan PU, khususnya ke Bidang Cipta Karya. Ini ulah mereka, sehingga jadi begitu pasar tersebut,” ucapnya dengan nada kesal.

Rahma mengatakan, kondisi Pasar Semetara saat ini sudah salah dari perencanaan awal oleh Cipta Karya, yang saat itu Kepala Bidang (Kabid) nya, Desi. Karena, dia juga yang menunjuk konsultan perencana yang asal buat.

“Itu pasar apaan. Sangat tidak layak. Kasian pedagang. Masa anggaran Rp 3,2 miliar, pasarnya kayak gitu,” imbuhnya.

Masih dengan nada kesal Walikota ini mengungkapkan, sejak awal dia berpesan, meskipun ini hanya pasar sementara, tapi tetap harus dibuat nyaman dan representatif. “Ini mejanya kecil, lantainya tidak disemen, tak ada pintu, tak ada tempat simpan barang. Sangat tidak layak dipakai pedagang,” ungkapnya.

Maka dari itu, ia telah memerintahkan agar itu diubah dan dibuat lebih bagus. Karena, seharusnya yang diutamakan adalah kenyamanan pedagang dan pembeli, serta keamanan barang dagangan. “Jajaran PU sudah saya panggil dan marahin tadi. Termasuk Desi,” tegasnya.

Sementara itu disadur dari berita terbitan harian kepri, Plt Kadis PUPR Tanjungpinang, M Irfan membenarkan, bahwa Wali Kota Rahma, marah dan tidak terima dengan pembangunan pasar itu. “Seperti yang bu wali bilang, memang itu salah dari awal perencanaan, khususnya desainnya,” ujarnya.

Irfan sendiri mengakui, dirinya yang baru ditunjuk sebagai Plt, tidak mengikuti awal perencanaan pasar tersebut. Namun, saat ini dirinya harus bertanggungjawab untuk membuat pasar itu sesuai yang semestinya. Saya sudah rapatkan dengan CK tadi sore. Pak Kabidnya sebenarnya juga baru, beliau melanjutkan. Tapi kami tetap cari solusi terbaik, agar pasar itu lebih baik,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, Proyek pembangunan pasar tersebut, akan menghabiskan anggaran sebanyak Rp 3,2 miliar. Namun, belum lagi selesai  dikerjakan, kualitas proyek itu terkesan tidak memuaskan sehingga membuat Walikota Tanjungpinang berang.

Terpantau, Senin (17/9), media ini  melakukan investigasi langsung ke lokasi proyek. Puluhan pekerja tampak serius menggesa pekerjaan proyek tersebut. Selain pekerja, kendaraan berat juga terlihat sedang menuangkan semen di pintu masuk lokasi pasar tersebut.

Ditemui dilapangan, saat merespon pembangunan Pasar Sementara di Batu 7 yang akan menghabiskan anggaran uang rakyat miliaran tersebut, sejumlah Anggota DPRD Tanjungpinang melakukan pengecekan langsung ke lokasi. Para wakil rakyat tersebut memiliki sejumlah catatan saat meninjau langsung pengerjaan proyek senilai Rp 3.309.999.900 Miliar yang dikerjakan CV. Cahaya Fajar yang telah masuk 39 hari kerja itu.

Wakil rakyat dari Komisi III yang melakukan sidak terdiri dari Agus Djurianto, Ashady Selayar, Nasrul, Ria Ukur Rindu Tondang, Sri Artha Sihombing, Rika Adrian, dan Vicky Bahtiar.

Sekretaris Komisi III, Ashady Selayar, menuturkan, dalam waktu 6 hari kedepan pengerjaan pembangunan pasar tersebut segera selesai. “Kontraknya belum habis, masih dalam pengerjaan. Mereka juga ada kewajiban melakukan perawatan selama 180 hari kerja setelah masa pengerjaan selesai,” ujar Ashady Selayar.

Politisi Partai Golkar ini berharap pengerjaan tepat waktu sesuai dengan kontrak. Sehingga, para pedagang yang dipindahkan dari Pasar Baru 1 dan 2 ke pasar sementara ini dapat berjualan dengan nyaman selama 2 tahun kedepan sambil menunggu revitalisasi Pasar Baru selesai. “Kami dapat keterangan dari PPK dan PPTK bahwa pasar sementara ini akan beroperasi secara maksimal selama 2 tahun sambil menunggu revitalisasi Pasar Baru,” kata Ashady.

Komisi III juga mengecek infrastruktur penunjang. Salah satunya drainase. Menurut Komisi III, drainase cukup memadai. Baik itu di tempat penjualan sayur, ikan, serta MCK-nya. “Saya rasa kurangnya tidak ada,” tambah Ashady.

Mengenai permasalahan meja jualan, Ashady mengungkapkan, dalam Peraturan Kementerian Perdagangan (Permendag) pasar itu telah sesuai. “Ini sudah sesuai. Karena, dalam Permendag itu ada ketentuan pasar rakyat. Ini mejanya sudah melebihi. Meski begitu, kita akan melakukan rapat kerja kembali. Beberapa hari kedepan kita akan mengundang pihak terkait,” katanya. (Red)

About Redaksi

Check Also

Pemprov Kepri Melalui DKP Salurkan Berbagai Bantuan Kepada Nelayan dan Masyarakat Termasuk Perlindungan BPJS Untuk Sejahterakan Nelayan

Inforakyat Tanjungpinang- Salah satu Program Prioritas Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yakni Program Perlindungan Nelayan. …