Home / Aspirasi / Taman Air Pancur Menari Berornamen Tahun 1924 Akan Hiasa Kota Kijang

Taman Air Pancur Menari Berornamen Tahun 1924 Akan Hiasa Kota Kijang

Inforakyat, Bintan- Tren penataan Taman Kota dengan piranti berupa air mancur yang bisa menari-nari akan dibangun daerah di Sungai Taman Kota Kijang. Spot wisata ini diprediksi berpotensi sebagai magnet pariwisata baru di Kabupaten Bintan, khususnya di Kota Kijang, Kecamatan Bintan Timur.

Bupati Bintan H Apri Sujadi, mengungkapkan bahwa fokus pembangunan yang akan menjadi daya tarik wisata ini, dibuat dengan konsep sejarah dimana dulunya pada tahun 1924, lokasi ini amat populer dengan nama “Sungai Kolak”, mengacu pada histori atas banyaknya bunga kolak yang bisa ditemukan disepanjang sungai tersebut.

“Analogi bentuk Bunga kolak yang menjadi histori, akan kita tampilkan ditengah-tengah kolam dalam bentuk air pancur, ini akan menjadi trend lokasi spot pariwisata baru, dimana kita harapkan masyarakat yang berjualan disepanjang lokasi tersebut juga akan menerima manfaat atas ramainya pengunjung yang datang kesana,” Kata Apri Minggu (28/1).

Sementara itu Kepala Dinas Permukiman Kabupaten Bintan Herry Wahyu melalui Kabid Perumahan Bayu Wicaksono mengatakan, Konsep air pancur ini rencananya akan mulai diwujudkan di tahun 2018 ini dengan anggaran berkisar Rp13 Miliar.

Selain itu, guna menambah semarak dan daya tarik wisata, rencananya dilokasi ini, juga akan digunakan untuk berbagai kegiatan pertunjukan seni diakhir pekan.

“Selama ini, turis dan wisatawan lokal hanya mengunjungi area wisata seperti Trikora dan Lagoi. Perputaran uang hanya berputar di kedua wilayah tersebut. Nah, kita mencoba memberikan sentuhan spot wisata baru, dimana wisatawan bisa berkunjung kesini dan masyarakatpun bisa ikut langsung menjajakan serta menawarkan berbagai aneka kuliner-kuliner khas Kabupaten Bintan,” ujarnya.

Konsep penataan areal Taman Kolam Kijang ini, terlihat sangat dinamis dimana layout taman-taman menggunakan bidang-bidang lengkung sebagai analogi garis pantai dipadu dengan analogi bunga kolak. Konsep sisi kanan kiri juga dipenuhi rimbunan rumput dan pepohonan asri.

“Atap-atap pedestarian juga memakai konsep bentuk perahu-perahu nelayan, dengan tiang sanggahan ornamen pucuk rebung sebagai salah satu perwujudan kearifan lokal dan budaya Melayu,” ungkapnya.

Selain itu, sebelah barat sisi kolam, nantinya juga akan berdiri sebuah bangunan rumah kontrol dengan konsep persilangan arsitektur bergaya kontemporer Melayu Kolonial, dengan struktur bahan material baja dan dinding bata sebagai selubung.

About Redaksi

Check Also

Usung Tagline Saatnya Kepri Lebih Maju, Rudi-Rafiq Siap Hadiri Pencabutan Nomor Urut Pilkada Kepri

Inforakyat, Batam- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) akan segera melaksanakan pencabutan nomor …