Inforakyat, Tanjungpinang- Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak menegaskan sikapnya dalam memberantas peredaran narkoba di Provinsi Kepri. Hal itu disampaikannya saat menerima kunjungan kerja Kepala BNN Kepri Nixson Manurung di Graha Kepri. Jumat (12/5). Jumaga Nadeak juga menyatakan kesalutannya dengan terobosan yang dilakukan BNN Kepri.
“Saya berjanji untuk berdiri dibaris terdepan membantu BNN Kepri memberantas narkoba. Saya, bersama kawan-kawan lain akan mencoba mendorong alokasi anggaran untuk BNN. Pelan-pelanlah kita bantu,” janji Jumaga.
Selain membantu anggaran, Jumaga juga mempersilahkan agar BNN masuk lebih dalam ke instansi-instansi pemerintahan, tempat hiburan, hingga lokasi-lokasi yang diduga jadi sarangnya narkoba. Dengan demikian, para pengguna dan bandar akan berpikir dua kali.
“BNN harus berani. Tongkrongi tempat hiburan itu. Terus, bikin tes urin mendadak di instansi pemerintahan. Kita pasti dukung,” katanya menyemangati.
Tak hanya itu, Jumaga juga meminta sosialisasi bahaya Narkoba mulai terus didengungkan dari lingkungan keluarga. Sebab, benteng pertama mencegah lahirnya pengguna narkoba baru, adalah keluarga.
Sebelumnya, Kepala BNN Kepri Nixson Manurung mengatakan Provinsi Kepulauan Riau masih menjadi tempat transit favorit masuknya narkoba luar negeri ke Indonesia. Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kepri menyebutkan bahwa Karimun menempati urutan pertama pintu masuk narkoba.
“Dari hasil pemetaan kami, Karimun dan Bintan jadi pintu masuk terbesar masuknya narkoba ke Kepri. Mungkin, karena Karimun dekat dengan Johor,” kata Kepala Nixson Manurung saat bersilahturahmi dengan ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak, di Graha Kepri.
Nixson juga memaparkan, Batam yang dipandang sebagai kota industri dan paling ramai di Kepri tidak lantas menjadikan Batam sebagai tempat favorit peredaran narkoba. Dengan alasan sederhana saja. Ketatnya pengawasan dari aparat dan maraknya razia menjadikan Batam relatif sulit untuk itu.
“Para bandar tidak menjadikan Batam tempat favorit. Kalau untuk jumlah besar, Batam agak susah,” kata pria yang baru bertugas enam bulan di Kepri ini.
Maraknya narkoba di Kepri sebenarnya disadari betul pihak BNN Kepri. Namun, keterbatasan personil dan anggaran membuat badan pimpinan Budi Waseso ini dituntut ekstra keras lagi.
Bayangkan. Untuk mengawasi wilayah seluas Kepri ini, bidang pemberantasan BNN Kepri hanya memiliki sembilan personil saja.
“Karena kurang personil, kita gandeng Polda Kepri untuk ikut membantu proses pemberantasan ini,” paparnya.