Inforakyat, Tanjungpinang – Mengejutkan! Kesan itu disampai Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau Tjetjep Yudiana setelah mengalami sendiri dan mendengar keluhan dari petugas Pekan Imunisasi Nasional Polio 2016 yang ditolak ribuan warga Batam.
Target Kepri pun untuk memberi tetes vaksin polio tidak tercapai akibat banyak warga Batam yang tidak bersedia anak-anaknya yang masih berusia balita diberi imunisasi polio tersebut.
“Kami targetkan sebanyak 213 ribu balita di Kepri diberi vaksin polio. Di kabupaten dan kota lainnya, selain di Batam, target balita yang mendapat tetes polio tercapai, bahkan melebih target, seperti Karimun,” kata Tjetjep.
Dia menuding Batam menjadi penyebab penyebab target imunisasi polio di Kepri tidak tercapai. Hal itu disebabkan 56 persen balita di Kepri tinggal di Batam.
“Balita yang berhasil diberi vaksin polio hanya 86 persen,” katanya.
Tjetjep menceritakan warga Batam banyak yang menolak petugas Pekan Imunisasi Nasional Polio yang datang ke rumah mereka untuk memberikan balita vaksin polio. Bahkan banyak pihak keluarga yang menutup pintu rumah saat petugas datang ke rumah.
Ada pula petugas yang diusir.
“Kasihan,” katanya.
Lebih parah lagi, beberapa perumahan dikawal oleh satpam yang diarahkan untuk menolak petugas PIN Polio 2016.
Kondisi itu mendorong Dinas Kesehatan mengambil kebijakan untuk melibatkan pihak kepolisian agar petugas mendapat akses untuk menjelaskan PIN Polio kepada keluarga yang memiliki balita.
Meski sudah melibatkan pihak kepolisian, sejumlah warga di Batam masih menutup pintu rumahnya sehingga petugas tidak dapat memberi vaksin polio kepada balita.
“Saya rasakan sendiri saat ingin menjelaskan kepada warga di salah satu perumahan di Batam. Banyak rumah yang sengaja ditutup,” ujarnya.***