Inforakyat, Tanjungpinang- Proyek pembangunan penataan pedagang kuliner kawasan Bintan Center Tanjungpinang Kepulauan Riau yang merupakan program Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Dinas PUPR dengan Anggaran Rp 3,2 Miliar menuai pro kontra dari warga setempat. Ada yang mendukung adapula yang tak setuju bahkan melontarkan dugaan hanya menghamburkan anggaran.
Don misalnya, pria yang biasa ngopi dikawan Bintan Center ini mengaku terganggu dengan adanya pengerjaan proyek tersebut, sebab proyek tersebut memakan median jalan yang sudah sempit ditambah arus lalu lintas yang tergolong padat dikawasan tersebut.
“Masih dalam tahap pengerjaan saja sudah begini, apalagi nanti kalau sudah jadi, pedagang kiri kanan ditengah tengah lalu lalang kendaraan, bagaimana orang mau makan di pusat kuliner ini nanti debu beterbangan. Saya rasa ini terlalu dipaksakan,” ungkapnya.
“Pada prinsipnya kita mendukung segala program pemerintah kalau untuk kebaikan masyarakat sebagaimana yang disampaikan oleh pihak PUPR. Namun kan program itu perlu perencanaan yang matang melibatkan semua pihak. Kalau mau menata dan mensejahterakan PKL atau masyarakat kan masih banyak tempat yang bisa ditata, misal kawasan terminal sei carang,” tambahnya.
Ia pun meduga, proyek ini terlalu dipaksakan dan tidak tepat sasaran.
“Terkesan asal ada, jadi kita menilai ini seperti menghamburkan uang negara saja. Sama seperti Proyek relokasi pasar puan ramah. Sekarang pasar itu sepi. Sayang anggaran yang sudah habis untuk membangun itu,” ujarnya.
Ia berharap proyek penataan kuliner di Bincen ini tidak sama nasibnya nantinya dengan Pasar Puan Ramah. “Semoga saja memang nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan para pedagang. Tidak seperti pasar puan,” ungkapnya.
Hal yang sama juga diutarakan warga lainnya Johan yang sedang menikmati kopi bersama Don. Meski ia mendukung program pemerintah namun kata dia tentunya program tersebut harus benar benar untuk mensejahterakan masyarakat bukan segelintir orang saja.
Sementara itu, Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Kota Tanjungpinang Hendro kepada media ini mengatakan bahwa pengerjaan proyek tersebut sudah sesuai perencanaan yang disusun oleh pemerintah dengan tujuan menata kawasan agar lebih baik.
“Pengerjaan proyek saat ini sesuai perencanaan yang sudah disusun pada tahun sebelumnya. Maksud dan tujuan untuk menata kawasan menjadi lebih baik, meningkatkan ekonomi masyarakat/PKL, sekaligus sebagai destinasi wisata kuliner,” kata Hendro, Selasa (29/8).
Sebagaimana diketahui, Proyek berbiaya Rp 3 miliar lebih itu, dikerjakan oleh CV. Melayu Betuah Berkah (CV. MBB). Sedangkan pengawasannya, dipercayakan kepada CV. Kenen Konsultan yang anggarannya bersumber dari APBD kota Tanjungpinang Tahun 2023. (Red)