Inforakyat, Tanjungpinang- Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemukiman Rakyat (PUPR) Kota Tanjungpinang, Zulhidayat mengajak berbagai elemen masyarakat untuk sama-sama membersihkan lingkungan. Utamanya drainase, upaya menghindari genangan air tersumbat saat hujan turun.
Ia menilai, pola hidup menjaga lingkungan menjadi salah satu cara sederhana mengurangi genangan air saat hujan turun.
Dituturkannya, di beberapa lokasi banjir disebabkan drainase yang sudah tebal dengan lumpur atau pasir, serta banyak sampah.
Bila kondisi drainase seperti ini mengakibatkan aliran air ke tempat pembuangan terakhir, lambat. Hal ini membuat air tergenang dan naik ke permukaan, khususnya saat hujan turun disertai air laut pasang.
Menurutnya, air yang naik kepermukaan jalan pun bisa merusak jalan tersebut. Seperti jalan retak atau berlubang dan sebagainya.
‘Kita harus sama-sama menjaga lingkungan dan fasilitas daerah yang ada. Bila tidak, anggaran pemerintah daerah pun mungkin tak sanggup bila selalu harus memperbaiki. Maka perlu kita jaga,” ujarnya belum lama ini.
Berbeda bila kawasan pengembangan atau belum dilakukan pembangunan sama sekali. Ini tentu menjadi tanggung jawab pemerintah menyelesaikannya.
Ia menilai pembangunan dari pemerintah yang ada perlu sama-sama di jaga. Mulai dari drainase maupun jalan yang sudah dibangun.
“Bila sudah lama dan perlu pemeliharaan beda lagi persoalannya. Ini tentu kewajiban pemerintah namun tetap sama-sama menjaga,” tuturnya.
Ia berharap masyarakat bersama-sama memiliki kesadaran menjaga lingkungan utamanya sekitar rumah.
“Perlu peran serta masyarakat menjaga lingkungan. Bila perlu rutin melaksnakan bersih-bersih sekali seminggu. Bila tidak maksimal sekali sebulan dalam lingkungan,” tuturnya.
Selain itu, persoalan banjir juga ada juga yang memang butuh pelebaran drainase, perlu membuat drainase serta membuka jaluran ke muara terakhir mengarah ke laut.
“Banyak faktor, namun minimal yang disebabkan sampah kita bisa tanggulangi dulu. Kalau pelebaran drainase atau membuat itu butuh penangan teknis. Selain terkait biaya juga lahan yang perlu siapkan,” tuturnya.
Ia menuturkan bukan tidak memiliki metode penanganan banjir, hanya saja masih ada beberapa persoalan. Selain alokasi anggaran yang tak kalah penting ketersediaan lahan.
Dituturkannya, di beberapa kawasan persoalan ini menjadi penghambat pelaksanaan penanganan. Ini merupakan persoalan mendasar yang perlu diselesaikan baru bisa mengalokasikan anggaran pengerjaan.
Mulai dari pelebaran drainase, membuat saluran dainase atau bahkan pembuatan drainase di lokasi tersebut serta pembangunan retensi atau kolam penampungan air sementara. (Adv)